Thursday, September 29, 2011

Hiburan yang Tidak Menghibur

Karena tulisan ini adalah sangat subjektif, jadi yang akan kalian dengar adalah ungkapan perasaan saya menghadapi sesuatu yang berbeda dari sebuah perjalanan darat. Sebenernya saya juga sangat males melakukan perjalanan darat, pikiran pasti mati bosen. Kalau gak karena mudik tiap tahun saya juga males banget melakukan perjalanan darat. Yang terlintas dikepala, perjalanan darat yang lama tuh bikin mati gaya, pantat tepos, dan pegel berkelanjutan.

Perjalanan dari Siem Reap (Kamboja) menuju Ho Chi Minh City (Vietnam) membuat saya semakin trauma sama jalan darat. Dimulai pagi buta udah bangun menuju dari hotel ke terminal bis. Bis yang saya pakai agak tinggi karena dibagian bawah digunakan untuk naro barang-barang. Bis yang sayatumpangi ini emang kayaknya bis yang biasa dipake masyarakat lokal (Kamboja) klo mau ke Vietnam, jadi isinya ya termasuk beras, sayur, sampe ayam.

Yang ganggu sebenernya bukan fasilitas di bis nya, yaa toilet yang kudu jalan jongkok kalo masuk sih bisa ditoleransi, kursi dan AC nya pun baik2 aja. Masalah yang ada pada bis ini adalah acara yang disetel di TV dalam bis itu yang bikin stress sepanjang perjalanan.

Pertama penumpang disuguhkan dengan "KETOPRAK" khas negri Angkor. Hadeh, ketoprak di Indonesia aja saya gak pernah ngerti lucunya dimana. Ini lagi u
dah kayak rekaman di panggung plus penonton yang ketawa, suara pelakonnya yang cempreng dan TOLONG PAK SUPIR INI TV KECILIN SUARANYA SAYA MAU HIDUP DAMAI!. Pelakonnya ada yang mirip Jojon dengan kumis dan sok-sokan bego dan ada juga yang kayak Nunung, gak ketinggalan ada cewek cantik kampung kayak Yeyen ramaikan acara ini. Selama 2 jam saya disuguhkan acara yang memuakkan itu, tolonglah saya anak muda ibu kota jakarta yang cool, keren, dan gaul risih banget kalo denger komedi tradisional negri orang kayak begini.

Hantaman kuping dan mata yang kedua setelah ketoprak gak jelas tadi adalaaaaaah video klip dangdutan khas Kamboja. Jangan berfikir saya orang yang anti-dangdut walaupun emang iya, tapi ini musik lebih buruk dari dangdut. #tariknafas Musiknya ya semacem musik dangdut tapi lebih tradisional gitu (susah jelasin musik jaman purba), dan videonya tema pasar malem dengan kondisi cewek yang memakai baju meling-meling dengan warna yang mencolok dan cowok yang rambutnya klimis (ganteng juga kagak) dengan setelan celana bahan mengkilat dan kemeja bunga-bunga dengan kancing buka tiga berJOGED dengan gaya yang SAMA, bener2 sama, kayak poco-poco yang DIULANGULANGULANGULANG mending satu lagu ini SATU ALBUM! yang berlangsung 2 jam *jedotin kepala ke kaca bis

Saya mengerti bapak supir dan awak kabin sangat peduli terhadap penumpang (baca: diri sendiri) namun hiburan ini sama sekali tidak menghibur. Kedua pukulan itu membuat saya stress se stress stress nya selama perjalanan. Tapi saya juga kagak ngamuk nyekek leher supir bis nya suruh ganti, itulah bagaimana kadang dalam travelling kita harus menjadi seseorang yang bisa beradaptasi dengan hal baru atau menjengkelkan, walau hati ini pedih rasanya -_- Dan inilah guna menulis blog adalah agar subjektifitas pikiran saya sebagai seseorang yang mempunyai latar belakang tersendiri bisa terluapkan. Gampangnya perasaan saya sesungguhnya berkoar disini yang pada tiap travelling saya simpan jauh-jauh dibawah topeng keramahan. #azeeek #cuih